sampai sekarang, hmm, sampai detik ini lebih tepatnya masih suka "ngenes" kalo keinget laboratorium universitas yang pernah saya kunjungi. itu bener-bener membuat minder setengah mati. laboratoriumnya teramat sangat besar dan peralatannya lengkap banget banget banget. sempet putus asa pas liat di laboratorium ada model tembok. ada juga laboratorium yang ada model bendungan dan model sungainya. yah, meskipun itu memang fasilitas untuk yang menempuh pendidikan S2 dan S3, tapi tetep aja kan, itu artinya siapa pun yang mau melanjutkan pendidikan di situ sudah terjamin kelengkapan infrastruktur kampusnya. kalo dibandingin sama laboratorium kampus saya, beuh jauh banget. udah kayak langit sama bumi deh. yah, meskipun saya yakin secara kurikulum, fasilitas yang ada sekarang memang sama dengan materi untuk yang menempuh pendidikan S1. tapi dari segi kelayakan, saya rasa masih sangat kurang. terutama untuk ukuran laboratorium yang supersempit sampai harus "empet-empetan" kalo praktikum. itu bikin gerah. hhmm...yang menjadi masalah kedua adalah "laboran"nya yang sangat mendominasi laboratorium. jadi berasa itu laboatorium cuma punya dia -_-" setiap praktikum semua alat selalu udah di set. bahkan semua alat dan bahan, jadi sebagai mahasiswa kita cuma tau nimbang dan nyatet. itu adalah kondisi yang sangat buruk untuk sebuah praktikum. perasaan pas SMA dulu jauh lebih aktif deh siswanya. mahasiswa harusnya nggak cuma dikasih teori. tapi cukup diberi contoh dan biarkan berkreasi. nggak melulu disuapin. kapan aktifnya kalau begitu? jadi sangat penasarn apakah sistem seperti itu hanya tejai di kampus saya atau memang di semua universitas menerapkan sistem seperti itu? kalau memang sistem yang "disuapin melulu" itu adalah sebuah sistem yang wajar, itu artinya dari diri mahasiswanya sendiri yang harus aktif coba-coba di luar kampus biar tau cara kerja mesin-mesin atau alat-alat yang selama ini menghuni laboratorium-laboratorium kampus.
sebenarnya untuk merubah sistem ini harus dimulai dari seluruh pihak terkait yang ada di kampus itu. mulai dari dosen, mahasiswa, staff dan para laboran tentunya. yang sering membuat "gemes" adalah sang laboran seringkali tidak memberikan penjelasan yang cukup detail jika ditanya. karena terlalu sering "dicekoki" mahasiswa jai cenderung manja dan suka malas-malasan. padahal praktikum adalah salah satu gambaran nyata dari ilmu yang selama ini dipelajari. tapi jika saat praktikum saja mahsiwa hanya diberi teori, bagamana bisa mahasiswa menerapkan ilmunya? paling-paling ilmunya itu baru bisa diaplikasikan pas praktikum lapang ke perusahaan-perusahaan atau magang. itu pun berarti mahasiswa terpaksa menerawang sendiri gambaran penerapan ilmunya. dan itu berarti di saat yang lain (dengan asumsi di universitas lain menerapkan sistem praktikum mandiri dan dengan peralatan yang lebih lengkap) sudah bisa--istilahnya mengembangkan kemampuannya--kita baru mulai belajar berdiri. di saat yang lain sudah berlari, kita baru mulai lancar berjalan. sempat merasa sangat hopeless dan sedikit menyesal, tapi sepertinya menyesalpun nggak akan menambah fasilitas laboratorium, betul? jadi alangkah baiknya jika rasa minder itu dijadikan sebuah motivasi untuk mengejar yang sudah berlari. meskipun fasilitas laboratorium benar-benar kurang dari kata layak dan laboran yang selalu "mencekoki" dan ogah memberikan informasi lebih detail tentang cara kerja alat laboratorium, tapi masih ada fasilitas mutakhir yang namanya internet sodara-sodara! jai daripada sibuk download film dan lagu-lagu jaman sekarang, mending sering-sering browsing tentang pengaplikasian ilmu yang kita pelajari. jadi kalo udah dilepas ke dunia luar, kita nggak buta-buta amat. paling nggak kita tau nama alat-alat yang selama ini menemani kita di laboratorium ya, hehehehe. tetap semangat! semangatmu hari ini menentukan masa depanmu esok! (quote of the day ^.^)
-
LABORATORIUM OH LABORATORIUM
Tuesday, November 6, 2012
Diposkan oleh Istiana Fadilah di Tuesday, November 06, 2012 | Label: Iseng | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
0 komentar:
Post a Comment